CARITAU SURABAYA – Efek buruk pada kesehatan karena rokok tidak hanya pada perokok aktif namun perokok pasif juga memiliki risiko yang sama.
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dr Retno Asih Setyoningrum SpA (K) mengatakan efek paparan zat berbahaya rokok tidak mengenal usia mulai dari tua, dewasa, remaja, anak-anak hingga balita.
Beberapa waktu yang lalu viral sebuah peristiwa dimana balita berusia 11 bulan mengidap bronkitis. Hal tersebut diduga karena ayah balita yang merupakan perokok aktif.
“Bronkitis merupakan peradangan saluran pernapasan bagian bawah yang ditandai dengan keluhan batuk yang sering,” kata dr Retno di Surabaya, Jumat (7/10/2022).
Namun peradangan ini diawali dengan munculnya keluhan pada saluran pernapasan bagian atas.
“Seperti demam, pilek, batuk ringan yang semakin lama batuk akan menjadi semakin sering,” terang dr Retno.
Penyebab bronkitis umumnya berasal dari infeksi virus tapi pada beberapa kondisi bisa diakibatkan oleh kuman. Bronkitis yang terjadi pada balita akan menimbulkan menumpuknya kuman pada saluran pernapasan sehingga akan mengakibatkan bronkitis terjadi secara berkepanjangan.
Adanya paparan asap rokok akan meningkatkan risiko terjadinya bronkitis pada balita.
“Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa adanya paparan asap rokok secara pasif akan berisiko meningkatkan risiko terjadinya bronkitis,” jelasnya.
“Tidak hanya itu saja paparan asap rokok pasif dapat memperparah kondisi saat terjadi bronkitis sehingga akan menurunkan pertahanan saluran pernapasan,” imbuhnya.
Rokok yang dimaksud bukan hanya rokok tembakau yang dijual di pasaran tapi rokok elektrik atau yang dikenal sebagai vapor memiliki risiko seperti rokok lainnya.
“Vapor itu mempunyai potensi yang sama seperti rokok tembakau,” ujarnya.
Ada pula asap knalpot serta asap yang menjadi sumber polusi lainnya juga punya risiko yang sama.
Bronkitis akan terjadi secara berulang jika penyebab masalah tidak dihilangkan. “Bronkitis bisa berulang bila faktor risiko yang menyebabkan masih ada. Seperti adanya paparan virus yang berulang dan paparan polutan atau asap,” paparnya.
Tidak hanya bronkitis saja yang dapat terjadi akibat paparan asap rokok tetapi ada beberapa gangguan pernapasan lain yang bisa terjadi.
“Adanya paparan asap rokok berhubungan dengan risiko terjadinya dan keparahan semua penyakit infeksi saluran pernapasan atas sampai bawah seperti radang paru-paru. Selain infeksi ada asma bisa juga berhubungan dengan asap rokok,” pungkas dr Retno.(HAP)
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...
GKJ Pererat Hubungan dengan Warga Melalui Jumat Be...
Demi Kepentingan Kaum Betawi, RK dan Eki Pitung Se...
Pertarungan Dukungan Eks Gubernur Foke dan Anies v...