CARITAU JAKARTA – Sebuah grup lawak bertahan hingga puluhan tahun merupakan hal yang langka. Banyak grup lawak bermunculan, namun banyak yang hanya bertahan seumur jagung. Bagito yang memasuki 43 tahun pada 28 Oktober 2021 ternyata tetap eksis.
Grup lawak lain yang sanggup bertahan dan menjadi panutan komedian yunior adalah Warkop DKI yang tidak pernah bubar namun mereka terpisahkan oleh maut.
Bagito yang terdiri dari Miing, Didin dan Unang lebih beruntung, mereka tetap sehat dan kompak untuk menghibur meski sudah jarang muncul di layar kaca.
Saat dihubungi caritau.com belum lama ini, Didin mengungkapkan rasa syukur karena grup lawak yang sudah menemani penggalan besar perjalanan hidupnya masih tetap ada.
“Saya bersyukur banget. Kami bertiga masih sehat, masih sama-sama berkarya bareng,” ujar Didin.
Dia mengibaratkan manusia umur 43 tahun adalah fase dewasa dan sudah matang.
“Kalau umur 43, orang sudah dewasa, usia-usia mereka yang lagi punya anak yang mau masuk kuliah,” katanya terkekeh.
Sedikit melirik ke belakang saat terbentuknya Bagito, dia tak menyangka grup yang dimulai sejak SMA bakal berumur sepanjang ini.
Awalnya Bagito dibuat hanya karena ingin menyalurkan hobi melawak di depan orang. Miing, Didin dan Unang pun kemudian melakoni hobi dengan mengikuti
lomba lawak dari satu panggung ke panggung lain.
Tak pernah terlintas di kepala Didin jika Bagito akan menjadi salah satu grup lawak legendaris.
“Saya mah gak nyangka. Dulu pas masih muda, ngelawak jadi kesenangan saja. Manggung dari panggung RT, ikut lomba lawak sampai alhamdulillah masuk televisi dan dikenal banyak orang,” kenangnya.
Bagito Rumah Kami
Saat ditanya resep Bagito bisa bertahan sampai sekarang, Didin sempat terdiam. Dia kemudian mengungkapkan jika faktor utama mereka bisa bertahan tak lain personil Bagito mengetahui peran dan fungsi masing-masing. Selain itu sikap disiplin menjaga kekompakan satu sama lain juga menjadi hal penting.
“Kita kayak sama-sama tahu begitu. Apa kelebihan dan kekurangan kita. Dengan mengetahui hal seperti itu, kita jadi sadar diri dan mengenal diri kita. Ini sangat bagus buat grup yang mana isi kepalanya gak cuma satu,” terangnya.
Sampai di titik 43 tahun sebenarnya bukan hal mudah bagi Bagito. Jika di masa-masa awal Bagito memang harus bekerja keras agar nama mereka bisa berkibar, bukan berarti setelah terkenal mereka menjalani proses bersama dengan mulus.
Contohnya pada tahun 2003 ketika Unang mengundurkan diri, tak lantas membuat komunikasi mereka jadi terputus. Didin ataupun Miing juga tak berpikir untuk membubarkan Bagito karena Bagito adalah rumah tempat mereka pulang.
Syukurlah pada tahun 2016, Unang akhirnya reuni kembali dengan dua personil Bagito yang tersisa.
“Bagito bagi saya adalah rumah. Kami masing-masing bisa saja pergi atau punya kesibukan lain. Tapi ketika Bagito memanggil, kita akan pulang dengan senang hati, karena itulah hakikatnya rumah,” terang Didin yang saat ini menjalani profesi penyiar radio.
Berharap Jadi Matahari
Bagito mulai dikenal masyarakat luas sejak menjadi pengisi acara ‘Opor Ayam’ di Radio SK tahun 80-an.
Bagito kemudian meluncurkan ‘Bagito Show’ yang ditayangkan oleh RCTI dan mendapatkan rating tinggi dan bertahan lama. Tahun 90-an merupakan masa kejayaan Bagito.
Kini zaman berubah. Pelawak-lawak baru bermunculan dengan komedi yang lebih kekinian dan hal ini disadari betul oleh Bagito. Jika di masa lalu mereka pernah menjadi bintang, kini Bagito sadar bintang itu sudah bukan miliknya lagi.
Namun alih-alih menyerah, Bagito jalan terus.
“Kalau kita sudah enggak bisa jadi bintang ya enggak apa-apalah. Tapi kita lagi berusaha jadi matahari ini. Biar bisa menyinari orang terus dengan humor kita,” ujar Didin.
Bagito kini hadir lagi lewat web series komedi bertajuk ‘Kopi Bagito’ yang merupakan singkatan dari ‘Komedi Pinter Bagito’ dan YouTube dipilih sebagai media menuangkan ide-ide baru Bagito.
“Kita sadar, Bagito udah nggak laku di TV. Kini TV sudah tidak melirik Bagito. Tapi sekarang ini ada media lain yang masih bisa dicoba yakni YouTube,” ujar Didin
Lewat Kopi Bagito, baik Miing, Didin dan Unang mengkonsep program komedi yang tidak sekadar menghibur, tapi juga mendidik.
“Bagito tetap pada akarnya, harus tetap smart, sehat dan harus sensitif pada isu sosial. Harus kritis dan berani,” tambah pria yang saat ini berusia 62 tahun.
Saat ini Bagito sudah menyelesaikan syuting untuk delapan episode ‘Kopi Bagito’ yang nantinya akan tayang setiap minggu.
Tak ada kendala berarti selama proses penggarapan syuting yang dilaksanakan di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Hanya kesibukan masing-masing personil menjadi kendala yang membuat intensitas pertemuan terbatas.
Miing sibuk menjalani bisnis yang sedang dia geluti. Sedangkan Unang masih sibuk syuting untuk sinetron, hanya Didin yang masih punya waktu lebih longgar. Maka tak heran jika dia yang ditunjuk sebagai konseptor dan penulis skenario.
Melihat industri hiburan yang terus berubah, Bagito masih mencari bagaimana formula yang pas agar setiap episode yang mereka buat bisa disenangi oleh generasi muda.
Didin sendiri mengaku masih belum tahu strategi apa yang nantinya bakal dipakai.
“Dijalani dulu saja deh. Sambil belajar pelan-pelan bagaimana caranya. Kita juga enggak punya ekpektasi apa-apa kok. Sudah enggak punya ambisi apa-apa. Yang paling penting kami masih sehat dan bisa berkarya bareng,” ujar Didin memungkasi.(RIO)
bagito 43 tahun: setelah tak jadi bintang kini berharap jadi matahari
Viral! Video Oknum Relawan Paslon Kotabaru 02 H Fa...
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...