CARITAU JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, Senin (11/4/2022) akan dipengaruhi isu terkait inflasi global. Perang di Ukraina jadi pemicu inflasi tersebut.
Rupiah pagi ini turun 0,08% jadi Rp14.374 per USD, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.362 per USD.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah berpotensi mendapatkan tekanan dan bergerak turun hari ini terhadap US Dollar (USD).
"Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan inflasi karena invasi Rusia masih menjadi penekan rupiah. Karena kenaikan inflasi yang tinggi bisa menahan masyarakat untuk melakukan pembelian, menurunkan tingkat konsumsi sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi tertekan," ujar Ariston.
Ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang agresif tahun ini, lanjut Ariston, juga memberikan tekanan untuk rupiah, yang tercermin dari imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS terus meninggi dan menciptakan level tertinggi baru tahun ini.
"Untuk tenor 10 tahun sudah di 2,7% . Ekspektasi tersebut bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah," kata Ariston.
Sementara dari dalam negeri, isu demo mahasiswa hari ini juga akan menjadi perhatian pasar. "Demo damai, sentimen positif untuk rupiah dan sebaliknya," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.380 per USD hingga Rp14.340 per USD.
Pada Jumat (8/4) lalu, rupiah ditutup stagnan atau sama dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.362 per USD. Demikian seperti dilansir dari Antara. (IRW)
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...