CARITAU SURABAYA – Warga Kota Surabaya melakukan penanaman sembilan bahan pangan pengganti padi guna mewujudkan ketahanan pangan sekaligus antisipasi menghadapi fenomena iklim El Nino.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, bahwa penanaman sembilan bahan pangan pengganti padi dilakukan dengan memanfaatkan lahan idle atau aset-aset tidur milik Pemkot Surabaya.
Baca Juga: Iktikaf Malam Lailatul Qadar di Surabaya
"Kita menanam pangan sembilan bahan pengganti padi seperti jagung, sagu, di lahan-lahan punya pemkot yang idle. Tapi kami juga berkoordinasi dengan daerah-daerah lain, karena memang wilayah pertaniannya lebih besar," kata Wali Kota Eri Cahyadi, Sabtu (5/8/2023).
Wali Kota Surabaya yang akrab dipanggi Cak Eri juga menyebutkan, Pemkot Surabaya memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang bertugas mencegah atau mengantisipasi kenaikan harga pokok di pasaran.
"Jadi kita ini sudah ada Tim Inflasi (TPID) untuk melihat harga pasar setiap minggu, mulai cabai dan macam-macam," jelasnya.
Guna mencegah adanya kenaikan harga barang, Eri Cahyadi menyatakan, Pemkot Surabaya menjalin kerjasama dengan sejumlah daerah penghasil bahan pokok untuk mendapatkan langsung bahan pokok dengan harga dari produsen.
"Untuk mencegah adanya kenaikan barang, maka kita melakukan kerjasama dengan daerah-daerah penghasil, seperti telur dengan Blitar, bawang putih dan merah dengan Nganjuk," jelasnya.
Menurutnya, kerjasama dengan daerah lain ini dilakukan karena Kota Surabaya bukan daerah penghasil, melainkan pemakai. Ini dilakukan supaya Surabaya bisa mendapatkan harga lebih murah tanpa melalui tengkulak atau pihak ketiga.
"Karena Surabaya ini bukan penghasil, tapi pemakai. Jadi kami kerja sama dengan daerah lain," tegasnya.
Akan tetapi, Wali Kota Eri menyebut, apabila harga bahan pokok di Surabaya mengalami kenaikan karena disebabkan pupuk atau cuaca, maka pemkot tidak bisa mencegahnya. Namun, jika kenaikan harga barang itu disebabkan faktor Bahan Bakar Minyak (BBM), maka pemkot akan melakukan subsidi.
"Kalau naik dikarenakan pupuk atau lainnya, kami tidak bisa lagi menahan kenaikan harga. Tapi kalau transport BBM yang naik, maka kami bisa melakukan subsidi. Tapi kalau pupuk naik dan menyebabkan harga tinggi, kami akan tetap mempertahankan harga kulaknya," tandas Cak Eri. (HAP)
Baca Juga: Pengemasan Logistik Pemilu 2024 di Surabaya
Pembersihan Patung Buddha Tidur di Mojokerto
Pemberangkatan Jamaah Calon Haji Palangka Raya
Pasca Banjir Bandang di Nagari Koto Tuo
Aksi Warga Tutup Jalan Wisata Senggigi
Masker untuk Warga Terdampak Abu Vulkanik Gunung I...