CARITAU BRASILIA – Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang dikenal ragu terhadap vaksin, mengkritik Anvisa --regulator kesehatan Brazil-- yang mengizinkan vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 5-11 tahun.
Kritik dilontarkan Bolsonaro sehari setelah Menteri Kesehatan Brazil mengumumkan rencana pemerintah memvaksinasi kelompok anak 5-11 tahun.
Saat wawancara radio pada Kamis (6/1/2022), Bolsonaro mengaku belum pernah mendengar ada anak yang meninggal lantaran COVID-19. Dia pun menegaskan bahwa Laura, putrinya yang berusia 11 tahun, tidak akan divaksinasi.
"Apakah anda akan memvaksinasi anak anda ketika kemungkinan kematian (akibat Covid-19) hampir nol? Ada apa di balik ini? Apa kepentingan para maniak vaksin?" tanya Bolsonaro.
Bolsonaro yang pernah terpapar Covid-19 dan pernah dikritik rakyatnya karena tak mau mengenakan masker saat tampil di publik mengatakan, vaksin dapat memiliki efek samping pada kesehatan anak meski dia tidak bisa menunjukkan bukti-bukti.
Sementara Anvisa dan regulator kesehatan di seluruh dunia menyatakan bahwa vaksin Covid-19 aman bagi anak usia 5 tahun ke atas.
Uniknya, Kemenkes Brazil pada Rabu mengumumkan bahwa mereka telah membeli 20 juta vaksin pediatrik dari Pfizer Inc dan vaksinasi sukarela untuk diberikan kepada anak usia 5-11 tahun yang akan dimulai akhir Januari ini.
Hal yang mencengangkan, Presiden Bolsonaro justru menekankan bahwa vaksinasi tidak wajib.
"Tidak ada wali kota atau gubernur negara bagian yang dapat mencegah seorang anak pergi ke sekolah karena tidak divaksinasi," katanya
Bolsonaro memperingatkan bahwa Pfizer tidak bertanggung jawab atas efek samping apa pun yang kemungkinan ditimbulkan oleh vaksin pada anak-anak.
Dia mengatakan orang tua harus segera mencari dokter jika anak mereka merasakan nyeri di dada atau sesak napas.
Anvisa menyetujui penggunaan vaksin anak buatan Pfizer pada 16 Desember. Keputusan itu menuai kritik tajam dari Bolsonaro dan para penentang vaksin yang menyarankan agar anak-anak hanya boleh divaksin dengan resep dokter, tapi Kemenkes Brazil mengesampingkan saran itu karena dinilai tidak praktis.
“Resep tertulis akan memperlambat vaksinasi ketika varian Omicron yang lebih menular mulai menyebar di Brasil,” kata pakar kesehatan saat audiensi dengan publik.
Menurut dewan nasional kementerian kesehatan negara bagian seperti dikutip Antara, setidaknya 300 anak berusia 5-11 tahun meninggal di Brasil akibat Covid-19 sejak awal Desember.
Angkatan Darat Brasil juga menyuarakan hal berbeda dengan presiden tentang cara menangani Covid-19. Mereka justru memerintahkan tentara untuk divaksinasi, memakai masker dan menjaga jarak sosial. Tentara juga diperingatkan untuk tidak menyebarkan berita palsu tentang pandemi. (BIM)
Pj Teguh Instruksikan Perangkat Daerah Bersinergi...
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...