CARITAU SUKABUMI - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan, terjadi peningkatan gempa tektonik di Gunungapi Gede, pascagempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur. (21/11/2022).
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan terjadi peningkatan gempa tektonik lokal mencapai 1031 kali dengan amplitudo 4-50 mm dan lama gempa 10 – 86 detik. Gempa Terasa terjadi sebanyak 13 kali dengan intensitas skala II hingga IV MMI. Meskipun begitu, tingkat aktivitas Gunungapi Gede pada saat ini tetap berada Level I (Normal).
“Akan tetapi tidak terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik sejak terjadinya Gempa Cianjur tanggal 21 November 2022 hingga tanggal 27 November 2022 pukul 12.00 WIB. Gempa vulkanik dalam hanya terekam sebanyak dua kali dengan amplitudo 21- 45 mm dan lama gempa 5-8 detik,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (28/11/2022).
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 27 November 2022 yang dilakukan PVMBG, aktivitas kawah umumnya berupa hembusan asap putih tipis dengan tinggi 10 meter di atas puncak.
Pemantauan deformasi dengan menggunakan tiltmeter menunjukkan adanya inflasi (peningkatan tekanan) yang disebabkan oleh peningkatan gempa vulkanik dalam pada tanggal 24 September 2022. Namun, peningkatan kegempaan ini bersifat tidak menerus.Kondisi ini terus dipantau secara intensif dari Pos Pengamatan Gunungapi Gede.
Gunungapi Gede secara administratif terletak dalam tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Gunungapi Gede berada pada posisi -6.78 LU dan 106.98 BT dengan tinggi puncaknya 2211 mdpl. Gunungapi Gede dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.
Gunungapi Gede mengalami erupsi terakhir pada tahun 1957 dengan karakteristik berupa letusan eksplosif berupa letusan abu tebal berwarna kelabu hingga hitam, dengan tinggi kolom letusan mencapai 3 km di atas puncak.
Hendra juga menjelaskan, jika potensi bahaya saat ini adalah terjadinya erupsi freatik yang dapat terjadi tanpa adanya peningkatan kegempaan yang signifikan. Karena tingkat aktivitas Gunungapi Gede masih tetap berada pada Level I.
“Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 27 November 2022 pukul 12.00 WIB, tingkat aktivitas Gunungapi Gede masih tetap pada Level I (Normal) dengan rekomendasi Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan turun ke dasar kawah dan tidak boleh mendekati kawah pada saat mendung maupun hujan,” imbuhnya
Diberitakan sebelumnya, Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total 321 korban meninggal dunia dengan jumlah pengungsi sampai hari ini mencapai 73.874 orang. Rinciannya, pengungsi laki-laki 33.713 orang, perempuan 40.161 orang.
Gempa di Cianjur juga menyebabkan 6.570 rumah rusak ringan, 2.071 rumah rusak sedang, dan 12.640 rumah rusak berat. (IRN)
pvmbg aktivitas gempa gempa tektonik gempa vulkanik gunung api gunung gede pangrango gempa cianjur
Fauzi Bowo Ingin Jakarta Dipimpin oleh Orang yang...
Denny JA Hibahkan Dana Abadi untuk Festival Tahuna...
Tokoh Literasi Bachtiar AK Sebut Inovasi Smart Sch...
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelati...
Gibran Pimpin Apel Siaga Masa Tenang Pilkada 2024