CARITAU SURABAYA – Natal teeth atau bayi lahir dengan gigi sempat menjadi perbincangan publik karena langka dan hanya terjadi pada satu bayi dari 2.000 bayi hingga 3.000 bayi baru lahir.
Drg Mega Moeharyono Puteri, Sp.KGA, Ph.D, pakar Kesehatan Gigi Anak Universitas Airlangga (UNAIR) mengungkapkan, penyebab natal teeth hingga saat ini masih belum jelas dan bukan merupakan fakor genetika atau keturunan.
“Gigi tersebut kemungkinan merupakan gigi tambahan atau supernumerary teeth atau gigi susu yang belum tumbuh sempurna. Perbedaan antara keduanya baru dapat diketahui dengan melakukan foto rontgen pada bayi. Namun foto rontgen dalam kasus seperti itu keuntungannya lebih sedikit dibanding kerugiannya,” kata drg Mega di Unair Surabaya, Rabu (1/12/2021).
Menurut drg Mega, benih gigi susu sudah mulai terbentuk sejak bayi masih di dalam kandungan. Nantinya gigi susu tumbuh perlahan dari gusi sejak bayi berusia 6 bulan. Namun jika gigi ini sudah keluar saat bayi lahir, pertumbuhannya dipastikan belum sempurna.
“Biasanya hanya ada mahkota saja dan tanpa akar. Gigi yang keluar saat bayi baru lahir ini biasanya merupakan gigi seri, baik atas maupun bawah,” paparnya.
Gigi yang muncul pada Natal Teeth, baik gigi susu atau gigi tambahan, cenderung tajam dan mudah goyang sebab tidak memiliki akar gigi untuk menahan.
Hal tersebut akan membuat gusi bayi yang merupakan lawan dari gigi mudah terlukai. Selain itu gigi yang goyang juga akan mudah terlepas, sehingga bisa menyebabkan bayi tersedak dan gigi tertelan.
“Untuk menghindari hal tersebut, perlu dilakukan pencabutan pada gigi yang tumbuh saat bayi baru lahir. Namun biasanya kita konfirmasikan terlebih dahulu pada orang tuanya karena jika gigi itu merupakan gigi susu, maka gigi susu si anak tidak akan tumbuh kembali. Jika yang tumbuh merupakan gigi tambahan, maka gigi susu akan tetap tumbuh asalkan benih gigi susunya ada,” tambah drg Mega.
Sementtara jika gigi tersebut ternyata merupakan gigi seri susu, susunan gigi pada anak akan terganggu karena gigi lain akan condong bergerak pada daerah yang kosong.
“Susunan gigi yang tidak sesuai akan membuat pembersihan gigi cukup sulit dan membutuhkan effort lebih. Gigi seri yang hilang akan menyebabkan anak kesulitan mengucapkan beberapa huruf contohnya huruf T.
“Namun gigi susu tersebut dapat diganti dengan gigi buatan jika si anak sudah sedikit besar. Selanjutnya gigi dewasa akan tetap tumbuh meski gigi susu dicabut saat lahir,” katanya.
Hal paling penting bagi drg Mega adalah mulai membersihkan rongga mulut bayi, meskipun belum memiliki gigi menggunakan washlap atau kasa untuk membersihkan rongga mulut bayi setelah meminum ASI. “Agar Indonesia terbebas dari gigi berlubang tahun 2030 nanti,” harapnya.(bim)
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...