CARITAU PEKANBARU – Polda Riau akhirnya mengambil langkah tegas dengan mencopot jabatan Kanit Reskrim Polsek Tambusai Utara Bripka JL, setelah tersebarnya video pengancaman korban pemerkosaan. Selain JL, Polda Riau juga memutasi Bripda RS dalam rangka pemeriksaan.
"Iya, (Kanit Reskrim Polsek Tambusai Utara Bripka JL dicopot)," ujar Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto kepada wartawan, Jumat (10/12/2021).
Pencopotan tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Riau di hari yang sama. Surat Telegram Nomor: ST/1666/XII/KEP/2021 itu ditandatangani Karo SDM Kombes Joko Setiono.
Menurut Sunarto keduanya kini dimutasi ke Bid Dokkes Polda Riau dalam rangka riksa. Selain dilakukan pemeriksaan terhadap Bripka JL dan Bripda RS, Sunarto juga membeberkan ada sejumlah perwira yang dimutasi namun ia enggan menyebutkan namanya.
Buntut dari viralnya video intimidasi yang dilakukan anggota Polsek Tambusai Utara kepada korban pemerkosaan Z, Polda Riau kini telah melakukan pendalaman kasus tersebut. Saat ini Bripka JL dan penyidik Bripda RS diperiksa Propam Polda Riau.
"Iya (Bripka JL dan Bripda RS dalam rangka riksa)," kata Sunarto
Keduanya diperiksa atas perkataan kasar atau tidak pantas terhadap korban, Z. Dalam rekaman video diketahui korban Z diancam karena tidak mau datang ke Polsek dengan menyebut kata 'lonte'.
Dalam video viral berdurasi 2 menit 30 detik itu, terdengar suara dua orang yang diduga anggota Polsek Tambusai Utara. Dua orang diduga polisi itu bicara dengan nada tinggi.
"Kalian sudah dibantu polisi kok kayak gitu balasan kalian. Lain kali kalau ada masalah, jangan kalian melapor ke kantor ya," kata orang diduga polisi itu.
Wajah dua orang diduga polisi itu tak nampak jelas. Keduanya kemudian meminta korban dan suaminya datang ke Polsek Tambusai Utara sembari mengancam akan dijadikan tersangka jika tidak mematuhi nya.
"Kau bawa itu besok, jangan salahkan aku. Kutunggu kalian besok jam 08.00 WIB, lewat dari jam 10.00 WIB, kubuat kalian tersangkanya," ujar pria itu.
Suami korban, S, akhirnya ikut terbawa emosi mendengar ancaman kedua terduga polisi tersebut. Ia meminta polisi bertindak adil dan heran mengapa dirinya diancam.
"Bapak ngancam-ngancam awak terus, polisi ngancam awak. Awak korban kok diancam," jawab S.
S akhirnya buka suara. Kepada media, dia mengaku video itu direkam istrinya ketika ada dua polisi datang. Dia mengatakan peristiwa itu terjadi karena dirinya dan istrinya, Z, menolak berdamai dengan terduga pemerkosa.
"Video itu betul, itu waktu kejadian direkam sama orang rumah saya (korban). Itu suara saya, kejadian 21 November," ujar S, Rabu (8/12). (DIM)
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...
Yuks Ramaikan Kampanye Akbar Andalan Hati di GOR S...
Masyarakat Bantaeng Sambut Kunjungan Andi Sudirman...