CARITAU JAKARTA – Toyota Motor akan memangkas produksi mereka dalam negeri hingga 20% selama April, Mei, dan Juni dengan tujuan mengurangi ketegangan para pemasok yang berjuang dengan kekurangan chip dan suku cadang lainnya.

Kebijakan baru pembuat mobil terbesar Jepang itu untuk menjawab kesulitan rantai pasokan yang membuat industri otomotif global tertatih-tatih karena pandemi Covid-19 yang berlarut-larut, apalagi kini diperumit oleh krisis Ukraina.

“Toyota berencana mengurangi produksi dalam negeri sekitar 20% pada April, sekitar 10% pada Mei dan sekitar 5% pada Juni dari rencana produksi sebelumnya,” kata seorang juru bicara Toyota seperti dikutip Reuters, Senin (14/3/2022).

Menurutnya meski ada pengurangan, produksi masih akan tetap tinggi karena rencana sebelumnya memperhitungkan kebutuhan untuk mengganti produksi yang hilang.

“Para pemasok memang telah dipaksa untuk berurusan dengan sejumlah perubahan pada rencana produksi karena kekurangan chip, sehingga pengurangan produksi Toyota akan mengurangi sebagian beban mereka,” kata juru bicara tersebut.

Presiden Toyota Akio Toyoda mengatakan kepada anggota serikat pekerja bahwa tanpa rencana produksi yang baik, pemasok berisiko menjadi ‘kelelahan’ dan April hingga Juni akan menjadi ‘periode pendinginan yang disengaja’.

Hal senada disampaikan Rivian Automotive Inc, pembuat kendaraan listrik AS, pada Kamis lalu mengatakan, masalah rantai pasokan dapat memangkas produksi yang direncanakan menjadi setengahnya tahun ini, menjadi 25.000 kendaraan.

Honda Motor Co juga mengatakan akan memangkas produksi sekitar 10% di dua pabrik domestik hingga akhir bulan.

Sebenarnya Toyota seperti dirilis Antara, sudah menangguhkan produksi dalam negeri selama satu hari di awal bulan ini, setelah serangan siber terhadap pemasok, dengan penghentian produksi sekitar 13.000 kendaraan pada hari itu.

Toyota sendiri berencana memecahkan rekor produksi 11 juta mobil pada tahun fiskal 2022 selama dapat memastikan pasokan chip yang stabil.(HAP)