CARITAU TEXAS – Kepolisian wilayah Texas dan Regu penyelamat dari Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) menyerbu sebuah sinagoge di Colleyville, Texas, Amerika Serikat, guna membebaskan empat warga yang disandera seorang pria bersenjata pada Sabtu (15/1/2022).
Kepala Kepolisian Colleyville, Michael Miller mengatakan, bahwa tim penyelamat telah berhasil membebaskan seorang sandera pada awal penyerbuan, selang beberapa jam kemudian kepolisian berhasil membebaskan seluruh sandera.
Keempat orang yang disandera selama 10 jam dilaporkan telah dibebaskan tanpa cedera, sementara pelaku penyanderaan tewas.
"Semua sandera telah dibebaskan dengan selamat pada Sabtu malam dan sang penyandera tewas," kata Kepala Polisi Colleyville Michael Miller pada konferensi pers dilansir dari berita AFP, Minggu (16/1/2022).
Menurut laporan media lokal, penyanderaan terjadi pada Sabtu siang waktu setempat, saat berlangsungnya kebaktian di Sinagoge Congregation Beth Israel.
Selain di gelar secara offline, kebaktian juga disiarkan secara online dan saat penyanderaan terjadi siaran streaming masih berlangsung.
Aparat keamanan Texas mengatakan, tim investigator belum dapat mengidentifikasi pelaku dan mengingatkan bahwa semua informasi yang beredar saat ini berasal dari investigasi awal dan belum konklusif.
Pada siaran langsung, terdengar suara pelaku yang bernegosiasi dengan polisi melalui telepon. Media lokal melaporkan, pelaku meminta agar otoritas AS membebaskan seorang ilmuwan asal Pakistan bernama Aafia Siddiqui.
Siaran langsung penyanderaan sempat ditonton sejumlah orang. Beberapa dari mereka mengaku mendengar pelaku yang mengklaim memiliki sebuah bom dan mengaku sebagai saudara dari Aafia Siddiqui.
ABC News melaporkan, seorang pejabat AS yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut mengatakan, pria pnyandera menuntut pembebasan seorang perempuan bernama Aafia Siddiqui yang dijuluki "Lady Qaeda' oleh tabloid AS.
Agen khusus FBI, Dallas Matt Desarno menerangkan pada konferensi pers, bahwa tersangka telah diidentifikasi tetapi tidak mengungkapkan identitasnya.
Selain itu, agen khusus FBI pun tidak mengkonfirmasi tuntutan tersangka, tetapi mengatakan mereka masih berfokus pada satu masalah yang tidak secara khusus mengancam komunitas Yahudi.
Siapakah Sosok Aafia Siddiqui?
Siddiqui tak lain seorang ilmuwan syaraf asal Pakistan yang menempuh pendidikan di beberapa institusi ternama AS, yakni Brandels University dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Setelah terjadinya serangan teroris 9/11, nama Aafia Siddiqui menjadi sorotan aparat penegak hukum AS.
Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Kehakiman AS mendeskripsikan Siddiqui sebagai ‘seorang agen dan fasilitator Al-Qaeda’.
Pada 2008, Siddiqui ditahan otoritas Afghanistan. Pemerintah AS mengatakan, otoritas Afghanistan menemukan beberapa dokumen tulisan tangan yang mendiskusikan pembuatan senjata bernama dirty bomb. Dalam dokumen juga terdapat beberapa lokasi di AS yang berpotensi dijadikan target serangan.
Saat menjalani wawancara di sebuah kompleks kepolisian di Afghanistan, Siddiqui dikabarkan merebut senapan M-4 milik salah satu prajurit AS dan melepaskan tembakan ke beberapa petugas yang disiagakan di sana.
Dua tahun berselang, Siddiqui dinyatakan bersalah atas dakwaan percobaan pembunuhan terhadap warga AS di luar negara Paman Sam. Dalam sebuah sidang dengar pendapat, Siddiqui sempat melontarkan beberapa ucapan acak mengenai perdamaian dunia dan mengatakan bahwa dirinya telah memaafkan hakim yang memvonisnya.
Vonis terhadap Siddiqui itu pun memicu kecaman dari pemerintah Pakistan. Unjuk rasa pun terjadi di beberapa kota di negara tersebut mengecam hal tersebut.
Perdana Menteri Pakistan saat itu, Yousuf Raza Gilani menyebut, Siddiqui sebagai ‘putri bangsa’ dan bertekad segera membebaskannya. Beberapa tahun setelahnya, jajaran petinggi Pakistan berusaha melontarkan wacana untuk melakukan pertukaran atau perjanjian yang dapat berujung pada pembebasan Siddiqui.
Namun hingga saat ini, Siddiqui masih mendekam di penjara federal Fort Worth Texas untuk menjalani hukumn 86 tahun penjara etelah divonis pada 2010 karena menembak sejumlah prajurit dan agen FBI.
Penyanderaan di sinagoge Texas kini telah berakhir. Menelisik motif pelaku penyanderaan, seorang pejabat AS yang mengetahui insiden itu mengatakan kepada ABC News, sang penyandera mengaku sebagai saudara dari pakar ilmu saraf Pakistan, Aafia Siddiqui, yang berada di penjara dan meminta agar dia dibebaskan.
Pengacara Siddiqui, Marwa Elbially, mengatakan kepada CNN bahwa pelaku bukanlah saudara kandung Siddiqui dan memohon agar pria tersebut membebaskan para sandera. Dia mengatakan keluarga Siddiqui justru mengutuk tindakan 'keji' pelaku.
Setali tiga uang dengan keluarga Siddique, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), kelompok advokasi Muslim AS juga mengutuk perbuatan pelaku.
"Serangan anti semit terhadap kaum Yahudi Amerika yang tengah beribadat di sinagoge merupakan aksi kejahatan murni," kata CAIR dalam pernyataan. (GIBS)
Cara Upgrade Skill Gaming dengan Samsung Galaxy A1...
Masuk Minggu Tenang, Pj Teguh Pastikan Jakarta Ber...
Cawagub 02 Fatmawati Dua Bulan Keliling 24 Kabupat...
Kampanye Akbar 02 Andalan Hati, Panglima Dozer: Su...
PMJAK Desak Bawaslu DKI Tindaklanjuti Soal Dana Ka...